Rabu, 21 Juni 2017

Kisah Bocah yang Ketagihan Rokok dan Kemudian Maniak Junk Food



Bocah bernama Aldi Rizal pernah menggegarkan dunia.
Banyak media luar negeri yang meliputnya, karena keunikannya.
Pada 2010, saat usianya baru dua tahun, dia sudah ketagihan rokok.
Tak hanya itu, dia bisa menghabiskan 40 batang rokok per hari.

undefined
Aldi Rizal saat masih merokok

Orangtuanya dan berbagai pihak sempat prihatin.
Bahkan, ketua Komisi Perlindungan Anak saat itu, Kak Seto, berusaha keras menghentikan kebiasaan Aldi tersebut.
Berbagai usaha akhirnya berhasil. Penduduk Musi Banyuasin, Sumatera Selatan ini akhirnya berhenti merokok pada 2013.
Menurut laporan Sydney Morning Herald, Aldi berhenti merokok dengan bantuan ahli psikologi anak-anak, Dr Seto Mulyadi atau Kak Seto.
Salah satu caranya, rokok-rokok yang dikonsumsi Aldi diganti dengan makanan.
Namun, saat menghentikan kebiasaan merokoknya, Ardi Rizal malah ketagihan makanan junk food atau cepat saji. 
Pola makan yang tidak terkontrol membuatnya mengalami obesitas.Orang tua Ardi Rizal pun membawanya ke ahli gizi untuk mendapatkan solusi. 
.Ardi Rizal pun harus menerapkan diet ketat untuk menurunkan berat badannya.
Melansir dari Mynewshub.co.cc, Ardi Rizal saat ini berusia sembilan tahun dan jadi pelajar berprestasi di sekolahnya.
"Selepas berhenti merokok, Aldi makan dengan sangat banyak apabila dia rasa seperti mau merokok," kata ibu Aldi, Diana.
"Aldi makan tiga kaki ayam dalam satu hidangan, tiga mangkuk bakso sekaligus, minum susu sekali waktu pagi dan sekali lagi pada waktu malam."
"Kalau kemauannya tidak dituruti, Aldi akan mengamuk. Ketika itu berat badannya memang tidak terkontrol," jelas Diana.
Obesitas yang dialami Aldi membuatnya sering diejek rekan-rekannya.Ternyata, ejekan itu memberi motivasi kepada Aldi untuk menjalani diet dengan baik.Aldi terus berusaha menahan hawa nafsunya dan memilih makan makanan yang tak merangsang obesitas.
Hasilnya, meski masih terlihat gemuk, berat badan Aldi tergolong normal. (sumber; grid.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar