Rabu, 08 Maret 2017
Kisah Para Pengeruk Endapan Lumpur di Jakarta
Lumpur berwarna hitam pekat mengendap di gorong-gorong Jalan Gatot Subroto (Gatsu) dengan kedalaman satu meter lebih. Endapan baru diketahui oleh Pekerja Penanganan Sarana dan Prasarana Umum (PPSU) sejak Jumat 3 Maret 2017. Kala itu mereka menyisir jalan untuk mencari penyebab banjir genangan air dua hari sebelumnya.
PPSU tak punya cara selain membersihkan secara manual. Empat lubang inspeksi di jalan protokol tersebut dibuka. Bergantian tanpa ragu, mereka turun langsung ke saluran dan mengeruk lumpur dengan alat seadanya.
"Baunya kayak di pom bensin," ucap salah satu anggota PPSU begitu keluar dari lubang inspeksi, Selasa 7 Maret 2017. Hampir seluruh badannya hitam berselimut lumpur. Sedikit warna oranye terlihat pada kaos di bagian pundak.
Turun ke saluran, PPSU mengenakan seragam lapangan sehari-hari bernuansa oranye. Kaos polo, celana panjang model safari, sepatu boot karet, dan topi. Beberapa di antaranya kadang tak bersepatu dan berkaos.
"Ya yang penting siap air aja buat guyur," ujar anggota PPSU Rahman saat ditemui di lokasi seusai jam kerja pembersihan gorong-gorong.
Truk air dari Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta turut membantu. Selain menyediakan air bersih untuk membersihkan diri, truk juga mengangkut mesin penyedot anti-karat untuk memindahkan lumpur dari gorong-gorong ke tanah kosong di pinggir jalan.
Salah satu anggota PPSU mengungkapkan bahwa mereka tidak perlu menyelam ke lumpur. Namun jika dibutuhkan untuk mengambil sesuatu di dasar, mereka harus masuk ke dalam endapan. Ancaman racun dalam limbah sudah mereka pikirkan.
"Sedia susu juga. Buat ngilangin racun," ujar anggota PPSU bernama Ari.
Belasan PPSU Kelurahan Kuningan Barat terlibat dalam pembersihan gorong-gorong Gatsu Selasa 7 Maret 2017. Pengerukan lumpur telah dimulai sejak Minggu dan direncakan akan selesai dalam minggu ini. Kelompok warga Bersih-bersih Jakarta Selatan (BBJS) rencananya juga akan turut membantu pada Minggu 12 Maret 2017 nanti.
Menurut Ari, gorong-gorong Gatsu memang membutuhkan perlakuan lebih. "Tempat lain enggak separah ini sih, biasa aja. Kendalanya di dalem sini (gorong-gorong), itu kabelnya banyak minta ampun" kata Rahman.
"(Kabel aktif) melintang semua di dalam, menggantung," tambah Ari.
Pada Rabu 1 Maret 2017, air menggenangi Jalan Gatot Subroto setinggi 30-40 cm. PPSU menyisir jalan tersebut dan menemukan banyak kulit kabel beserta sedikitnya 20 macam barang sisa proyek yang menyumbat saluran air.
Sebagian besar temuan-temuan tersebut kini telah dibuang ke Bantargebang. Beberapa jenis temuan seperti kabel kulit dan elemen pelapis kabel disimpan di kantor kelurahan.
Mengenai temuan kulit-kulit kabel, Ari dan Rahman mengaku enggan terlibat dalam persoalan asal muasalnya. Meskipun mengetahui lokasi penemuan kabel dan nama perusahaan di salah satu kulit, mereka enggan berkomentar lebih jauh.
"Ya kita kerja, kerja aja udah, begitu. Boro-boro mikir kabel siapa, kita mikirnya saluran ini lancar," ujar Ari. (sumber: metrotvnews.com)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar