Rabu, 08 Maret 2017

Kisah Pak Dirman dan Perjuangannya



Belanda melancarkan Agresi Militer II pada 19 Desember 1948 untuk menduduki Yogyakarta. Pada November 1948 Soedirman masuk RS menjalani operasi Paru-Paru. Sebulan kemudian ada agresi Militer Belanda II dengan pasukan militer pesawat tempur tank kapal laut yg mengepung Yogyakarta. Soedirman bangkit dan memimpin gerilya meski harus ditandu,”
“Sulit membayangkan kondisi yang tidak sehat karena hanya satu paru-paru Soedirman juga masih bisa mendirikan markas sementara di sekitar Gunung Lawu untuk mengatur stategi perang gerilya. Dari lereng Gunung Lawu itu, terlahir Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta..
Saat Belanda mulai menarik diri, Soedirman dipanggil kembali ke Yogyakarta pada Juli 1949. Meski ingin melanjutkan perlawanan terhadap pasukan Belanda, Soedirman mendapat larangan dari Presiden Soekarno, kala itu. Soekarno menyarankan agar Soedirman berobat dari sakit yang menggerogoti tubuhnya.
“Apa kata Soedirman ‘Yang sakit Soedirman, Panglima Perang tidak boleh sakit’,” kata Ustad Jazir menirukan ucapan Soedirman yang menolak berunding dengan Belanda.
Saat rakyat bahu-membahu memberi dukungan dengan ada yg membuat nasi bungkus, membuat bambu runcing. Sudirman mengajak makan bersama, katanya : "Rakyat tidak boleh menderita, biarlah kami pemimpin dan para prajurit yang menderita’. Kata2 itu tentu saat ini sulit diaplikasikan.
Hampir selama tujuh bulan memimpin gerilya, Soedirman akhirnya menyudahi perlawanan setelah Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia. Dalam kondisi sakit, Soedirman tinggal di Magelang, Jawa Tengah. Kemudian, tepatnya 29 Januari 1950 Soedirman meninggal karena sakit di usia ke 34 tahun.
Menjelang wafat Soedirman di Magelang, bbrp Jenderal di antaranya Amir Machmud. Bertanya pad Sudirman. Bapak selalu saja selamat dlm kepungan militer. Tahun 1948 menumpas Komunis bantuan Soviet yg dipimpin Muso hya 6 bln selasai. Sementara Amerika 20 th lbh di Vietnam gagal. Demikian juga serangan di Ambarawa hya dengan bambu runcing memukul mundur. Jimat apa yg bisa menyelematkan, mohon jimat sebelum Bapak wafat diberikan pada kami untuk meneruskan perjuangan.
Apa kata Soediraman; Ada 3 jimat yg selalu kupeganga. 1. Saya selalu dlm keadaan berwudhu. 2. Mengawali sholat begitu masuk waktu. 3, Meniatkan bahwa membela tanah air sebagai Jihadku.
Demikian ringkasan materi pengajian Pejabat dan aparat pemerintah DIY yg disampaikan ust. M. Jazir di Museum Pangeran Diponegoro Tegalrejo. Rabu, 9.03.2017. (agsnt)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar