Jumat, 07 April 2017

Kisah Upaya Bunuh Diri Risa Saraswati dan Persahabatan 'Gaib'


Kisah persahabatan Risa Saraswati dengan teman-teman tak kasat mata dia sudah dikenal luas baik dalam bentuk buku maupun film Danur. Namun, siapa sangka Risa sempat depresi hingga mencoba bunuh diri akibat kelebihannya itu.

"Saya pernah ada di fase denial dengan kemampuan ini, ada fase coba bunuh diri tiga kali, sampai dikucilkan orang," kata Risa saat ditemui di MD Building Kuningan, Kamis (6/4).

Bukan tanpa sebab Risa sampai berniat mengakhiri hidup. Ia banyak menerima diskriminasi dan dianggap mengada-ada karena kemampuannya itu.

Bahkan, Risa sempat dibawa ke psikiater akibat dia kerap berbicara atau bermain sendiri.


"Mereka memanggil seseorang dengan kemampuan yang sama untuk membuktikan apa yang saya lihat. Orang rumah pun ada yang anggap saya ini drama, sampai akhirnya mereka percaya," kata Risa.

"Saat ini mindset saya sudah bodo amat dengan anggapan orang, karena saya sudah melewati proses ini sampai jadi karya berbelas-belas tahun," katanya.

Di saat Risa merasa dunia tidak ada yang percaya kepadanya, hanya lima sahabat tak kasat mata yang kemudian membangkitkan semangat wanita tersebut.
Selain menjadi sahabat bagi Risa, makhluk tak kasat mata itu juga membantu dia mengenali manusia dan 'bukan-manusia'. 

Selayaknya Sahabat

Namun Risa mengisahkan ia juga pernah mengalami kehilangan teman-temannya itu. Dan ia merasa kelimpungan karenanya. 

"Ada tahap saat mereka tidak muncul selama beberapa tahun dan saya sangat tersiksa. Saat mereka menghilang, saya tidak bisa menyaring diri dari hantu semacam Asih dan saya kewalahan," kata Risa.

"Sampai saat itu saya buat lagu The Story of Peter, saya dedikasikan buat mereka kalau saya kangen. Dan ketika rekaman mainkan lagu Boneka Abdi mereka datang dan kembali lagi," ujarnya.
Selayaknya persahabatan antar manusia, Risa dan kawan-kawan gaibnya itu juga pernah melakukan berbagai kegiatan bersama-sama.

"Saya sendiri di sekolah tidak banyak interaksi dengan teman dan banyak habiskan waktu di loteng, ada William di sana yang suka bawa biola ke mana pun," kata Risa.

"Lalu ada Jansen, meskipun laki-laki jiwa feminisnya kuat karena kakaknya perempuan," ungkap Risa. 

"Dia ajari saya menari, dan kepercayaan saya sejak kecil menyanyi itu tumbuh karena mereka. Saat saya malas sekolah mereka yang memotivasi" imbuhnya.
Meski kerap membantu dalam hal positif, Risa turut mengakui dia pernah memohon meminta bantuan untuk lulus ujian.

"Jaman kuliah saya tidak lulus-lulus satu mata kuliah, saya mohon-mohon minta bantuan untuk contekin jawaban orang yang pinter banget, kebetulan ujiannya pilihan ganda jadi saya ajarin kode itu," ujarnya.

Bila Anda bertemu dengan Risa, ia memberitahukan untuk tidak menyebut sahabat-sahabatnya itu dengan istilah sembarangan.

"Mereka tak suka disebut hantu," katanya. (sumber: CNN Indonesia
)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar