Rabu, 12 April 2017

Kisah Jasa "Aamin Ambulance", Ambulan Gratis di Wilayah Konflik Somalia



Seorang warga Somalia, Abdikadir Adem, menguras seluruh tabungannya, demi menyulap sebuah van untuk dijadikan ambulan.
Langkah Adem 10 tahun silam itu, menjadi awal lahirnya armada ambulan "Aamin Ambulance" di Somalia.
Ide ini muncul saat Adem harus mengantarkan tetangganya yang terluka parah, dan akhirnya meninggal di gerobak dalam perjalanan ke rumah sakit.
Adem pun tergerak untuk membuat ambulan, agar dia bisa menyelamatkan orang-orang di sekitarnya.
Sebuah mobil van yang penyok di sana-sini disulapnya menjadi ambulan. Mobil yang digunakan ini berasal dari Dubai.
Adem adalah seorang dokter gigi. Perang saudara di Somalia berdampak pada keluarganya.
Saudaranya meninggal dunia dalam ledakan bom. Bahkan, tetangganya mati kehabisan darah saat dilarikan ke rumah sakit.
"Itu sangat mengerikan. Kami harus melakukan sesuatu," kata pria 40 tahun itu.
Sepuluh tahun berselang, Adem sudah mampu mewujudkan cita-cita mulianya, memiliki armada ambulan penyelamatan darurat kecil.
Kini, Adem tak lagi bergerak sendirian, sebab dia sudah mempunyai tim medis yang tangguh.
Bagi masyarakat Ibu Kota Somalia Mogadishu, sirene ambulannya sudah jadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Somalia tidak pernah beristirahat dari konflik sejak tahun 1991. Dalam konflik antara militan Islamis dan pasukan pemerintah tahun lalu, lebih dari 700 orang tewas akibat serangan bom.
Pasukan medis "Aamin Ambulance" siap siaga membantu siapa pun yang perlu pertolongan. Bahkan, saat seorang pembom bunuh diri meledakkan dirinya dengan mobil.
Secara keseluruhan, ada lebih dari 1.110 serangan bom tahun lalu, demikian menurut data sebuah lembaga non profit di Mogadishu. 
Kini, "Aamin Ambulance" adalah satu-satunya layanan ambulan gratis di Somalia.
Tak ayal, pengemudi ambulan adalah pahlawan bagi para korban dan keluarga mereka. Tak jarang, mereka terjebak dalam baku tembak.
Pembiayaan ambulan ini sekitar 12 ribu dolar AS per bulan, untuk gaji, bahan bakar dan peralatan.
Biaya itu ditutup dengan dana dari organisasi-organisasi internasional. Namun, sebagian besar uang berasal dari sumbangan warga Somalia sendiri. (sumber: kompas.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar