Kamis, 02 November 2017

Kisah Saiwang dan Kudanya





Pada suatu hari hidup seorang lelaki tua yang tinggal di dekat daerah perbatasan di barat laut China. Orang tua itu dikenal dengan nama Saiweng (artinya orang tua di perbatasan). Pada suatu kali salah satu kuda anaknya tersesat di wilayah utara perbatasan. Putranya menjadi kecewa sekali karena walaupun telah berupaya keras ia gagal untuk menemukan binatang tersebut. Para tetangga datang untuk menghiburnya dan memintanya untuk melupakan kejadian itu.
Saiweng menjawab ucapan tetangganya dengan berkata, "Hilangnya kuda tersebut belum tentu sesuatu yang buruk."
Para tetangga tersebut tidak terlalu memperhatikan ucapannya. Mereka berpikir lagipula lelaki itu sudah tua dan mereka pun pergi meninggalkannya.
Beberapa bulan kemudian, kuda yang hilang itu kembali. Anehnya lagi, kuda yang tadinya hilang itu malah kini membawa seekor kuda lain yang lebih kuat. Orang-orang datang untuk memberi ucapan selamat kepada Saiweng, dan memujinya atas ramalannya.
Namun mereka heran karena ternyata Saiweng tidak begitu terlihat senang kudanya telah kembali. Ia malah berkata dengan dingin, "Mendapat kuda dengan cuma-cuma bisa saja membawa masalah."
Pernyataan Saiweng ini membuat para tetangganya bingung.
Namun ternyata ia benar. Putranya senang sekali dengan kuda tersebut dan sering sekali menungganginya. Pada suatu hari ia terjatuh dari kuda tersebut sehingga membuatnya lumpuh. Para tetangga memperlihatkan rasa simpatinya kepada Saiweng dan putranya, tetapi Saiweng malah membuat pernyataan yang mengejutkan. "Kaki yang patah tidak selalu berarti buruk."
Beberapa lama kemudian, semua pemuda di desa tersebut diharuskan mendaftar untuk turut wajib militer dan sebagian besar dari mereka terbunuh di medan perang. Putra Saiweng yang terluka di kakinya terbebas dari wajib militer sehingga nyawanya bisa terselamatkan.
Ini cerita tentang pepatah yang terkenal yang berbunyi, "Ketika Saiweng kehilangan kudanya, siapa yang menyangka bahwa ternyata ada hikmah di baliknya?"

1 komentar: