Kamis, 23 Februari 2017

Kisah Jemaah Umrah yang Dituding Jadi Calo Hajar Aswad



Praktik joki untuk membantu para jemaah mencium Hajar Aswad di Majidil Haram, masih subur. Bahkan, warga negara Indonesia yang ikut jadi joki pun masih ada.

Netty, salah satu peserta dalam rombongan jemaah Indonesia asal Balikpapan, Kalimantan Timur, menceritakan pengalamannya soal joki Hajar Aswad.
Ia bersama kerabatnya bernama Sudiyono Darwis Barahima berangkat umrah ke Makkah menggunakan jasa PT Iman Arafah Travel pada 9 Februari 2017.
Menjelang kepulangan ke tanah air, Netty dan Sudiyono, juga beberapa jemaah lain menyempatkan mencium Hajar Aswad pada Rabu (15/2/2017). Cukup padat jemaah yang ingin mencium batu hitam di selatan Masjidil Haram itu.
“Beberapa kali orang bertanya mau dibantu kah?” kata Netty menceritakan pertemuannya dengan salah satu joki atau calo.
Semula, Netty tidak mengerti. Beberapa orang menawarkan jasa serupa. Ia pun sadar bahwa ada joki atau semacam calo untuk memberi bantuan.
Mereka berpenampilan tidak seperti jemaah biasanya. Mereka mengenakan pakaian bebas. Namun yang menarik bagi Netty, semua yang menawarkan jasa itu fasih berbahasa Indonesia. Netty pun sadar bahwa mereka merupakan WNI di Arab.
Ketua rombongan Iman Arafah, Nur Aisyah, membenarkan praktik joki atau calo Hajar Aswad itu ada. Kebanyakan mereka berkebangsaan Indonesia menawarkan jasa dengan harga super mahal. “Bisa 100, 200, 300 real. Tergantung tawar menawar,” kata Aisyah.
WNI ini menawarkan jasanya memang lebih banyak pada jemaah Indonesia. Jumlah mereka semakin banyak sesuai kepadatan jemaah yang ingin mencium batu hitam itu.
“Setelah tahu maksud mereka, saya tidak mau (dilayani joki),” kata Netty.
Dituduh joki
Gara-gara itu pula, Sudiyono ikut terjaring dalam operasi para Askhar, polisi syariah Arab Saudi, yang menangkapi para calo, Rabu (15/2/2017) silam. Tidak hanya Sudyiono, teman satu rombongan dari Balikpapan bernama Eko Kurnia juga turut diciduk.
Mereka pun dituduh melakukan praktik percaloan dan satunya adalah TKI yang melarikan diri dari majikan.
“Padahal passpor dan visanya jelas, tanggal kepulangannya jelas, juga tiketnya,” kata Aisyah.
Razia para polisi Arab sedang digalakkan pasca-serangan bakar diri warga negara Afrika beberapa waktu lalu. "Waktu itu rupanya ada razia pada imigran gelap," kata Aisyah.
Razia juga menyasar pelaku praktik joki di Hajar Aswad. Sudiyono dan Eko pun ikut terjaring sehabis membantu beberapa jemaah yang sama-sama dari Balikpapan mencium Hajar Aswad. Mereka tidak sempat membela diri ketika ditangkap, karena keterbatasan bahasa Arab.
“Saya ini tantenya (Sudiyono). Yang dibantu itu ya saya. Mungkin karena penampilannya saat itu menggunakan baju bebas, dia ikut terjaring. Tas berisi dokumen paspor visa kebetulan juga dibawa jemaah lain,” kata Netty.
"Saya ditelepon bahwa ada peserta yang ditahan polisi," kata Aisyah.
Aisyah pun segera mengupayakan pembebasan Eko dan Sudiyono. Namun, meski dokumen keduanya lengkap, namun perlu waktu sepekan hingga akhirnya mereka bisa bebas.
Konsulat Jenderal RI dan guide yang menemani rombongan sangat membantu dalam upaya pembebasan ini.
"Bahkan maskapai Garuda juga sangat membantu, sampai menunda dua kali kepulangan tiket kami. Semua orang membantu," kata Aisyah.
Polisi Arab Saudi akhirnya membebaskan dua jemaah Indonesia asal Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (22/2/2017) pagi waktu Indonesia.
Keduanya bebas setelah sepekan berada dalam sebuah rumah penampungan bagi imigran gelap di Arab Saudi.
Konsulat Jenderal RI di Jeddah berperan besar dalam pembebasan kedua jemaah itu.
Yupe, (34), istri dari Sudiyono, menyambut gembira kebebasan suaminya ini. Yupe mengatakan, suaminya kini berada di konsulat untuk mengurus kepulangan ke Indonesia.
"Saya sudah berhubungan dengan Pak Haji (Sudiyono). Dia sehat-sehat saja," kata Yupe.
Aisyah juga membenarkan kebebasan kedua jemaah ini. Kini mereka tengah memperbaharui dokumen kepulangan ke tanah air.
"Bila tidak ada halangan, Kamis malam atau Jumat pagi sudah berangkat dari sana," kata Aisyah. (Sumber kompas.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar